loading...

Dengan Luas 10,7 Ha, PLBN Skouw Jayapura Jadi Pusat Ekonomi dan Pariwisata Baru


Presiden Joko Widodo hari ini telah meresmikan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw yang terletak di Distrik Muaratami, Kota Jayapura pada Selasa (9/5).


Kawasan PLBN Terpadu Skouw memiliki luas 10,7 hektare, dibangun sejak Desember 2015 hingga November 2016 oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero) dengan anggaran Rp 165,9 miliar.

Pembangunannya sesuai mandat dari Inpres Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan tujuh PLBN Terpadu dan sarana-prasarana penunjang di Kawasan Perbatasan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sebelumnya memeriksa secara langsung kesiapan sarana dan prasarana penunjang PLBN di Perbatasan RI dan Papua Nugini (PNG) tersebut.

Beberapa bangunan dicek kesiapannya, seperti klinik, gedung imigrasi, pos keamanan, balai karantina, termasuk gerbang pembatas antar kedua negara.

"Ini PLBN Terpadu kelima yang diresmikan oleh Presiden Jokowi dari tujuh PLBN yang sudah dibangun dan selesai Tahap I tahun 2016 lalu. Kita tidak hanya membangun gedung PLBN pada Zona Inti saja, tetapi kawasan pendukung dan Sub Zona Inti sebagai pusat pertumbuhan ekonomi perbatasan," ujar Basuki melalui keterangan tertulisnya, Selasa (9/5).

Ketujuh PLBN tersebut adalah tiga PLBN di Provinsi Kalimantan Barat (Entikong, Badau, dan Aruk), tiga PLBN di Provinsi NTT (Motaain, Motamasin, dan Wini) serta satu PLBN di Provinsi Papua (Skouw).

Untuk PLBN Skouw, Kementerian PUPR tahun ini sudah memulai pembangunan perbatasan Tahap II yang diantaranya akan dibangun adalah pasar dan area komersial untuk 400 kios, wisma Indonesia, mess pegawai dan pos pengamanan perbatasan serta infrastruktur permukiman, terutama air bersih dengan kapasitas 50 liter per detik.

Desain PLBN Terpadu Skouw mengusung budaya lokal Papua. Desainnya mengadaptasi bentuk bangunan khas Rumah Tangfa, penggunaan ornamen lokal, serta penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau (green building).

Basuki menambahkan, Rumah Tangfa merupakan rumah pesisir di daerah Skouw, yang memiliki atap dengan bentukan perisai dan dua ruang panjang untuk masyarakat berkumpul.


Sementara itu, Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Provinsi Papua, Suzana Wanggai, yang turut mendampingi Menteri PUPR dalam kunjungan tersebut menyampaikan apresiasinya atas pembangunan kawasan perbatasan Skouw.


“Sebelumnya Skouw merupakan daerah tertutup, namun dengan dibangunnya PLBN Skouw, kini telah banyak masyarakat yang datang tidak hanya dari Kota Jayapura tetapi dari berbagai daerah untuk foto-foto dan wisata, terutama pada hari libur,” kata Suzana.

Pihaknya telah melakukan antisipasi-antisipasi lainnya dengan koordinasi yang baik antar semua pihak, terutama pengelola perbatasan dan unsur-unsur terkait. “Sekarang ini, teman-teman dari unsur pelayanan, saat-saat libur cukup kewalahan ketika wisatawan lokal sampai mancanegara datang melihat, tapi perlu diingat harus masuk satu pintu, agar pengawasan lebih baik,” ungkap Suzana.

Dikatakan Suzana, megahnya bangunan PLBN Skouw paska direnovasi telah menarik kedatangan wisatawan, hingga membuat kapasitas parkiran kendaraan roda empat tak mencukupi. Sebagian kendaraan terpaksa memarkirkan kendaraannya di bibir ruas jalan cek poin satu gedung tersebut.

Dari data yang ada di Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG Yonif 122 Tombak Sakti sebagai pos pertama sebelum masuk ke areal PLBN Terpadu Skouw ini, tercatat di luar hari pasar setelah gedung tersebut selesai dibangun, pengunjung mencapai 300-500, bahkan di hari libur tembus hingga di atas 1.500 pengunjung.

0 Response to "Dengan Luas 10,7 Ha, PLBN Skouw Jayapura Jadi Pusat Ekonomi dan Pariwisata Baru"

Post a Comment